Tulislah mimpimu sendiri, atau selamanya jadi bagian dari mimpi orang lain!

17 April 2013

JUJUR, SAYA LEBIH SUKA MOBIL MEWAH KETIMBANG MATEMATIKA



Pulpen hitam itu masih gue pegang sedari tadi, pulpen standar yang bisa mewujudkan khayalan melalui kertas-kertas selembaran yang digariskan Tuhan berjodoh dengan tangan gue, hal yang sebenarnya tak pantas dihayalkan ketika teman2 gue yang lain asik belajar bersama demi ikhtiar akan Ulangan Tengah Semester besok. Masa bodo!


Alibi. Apalagi selain Matematika, sebuah ilmu pasti yang jawabannya tak bisa diganggu gugat, satu ditambah satu pasti sama dengan dua, dua ditambah dua sama dengan empat, tolol kalau Sigma, X bar, Alfa, Akar, tidak tahu penulisannya seperti apa. Begitu mengerikan di kalangan teman2 yang takut keteteran dalam mengerjakan soal2, maka prepare terbaik adalah dengan belajar bareng, walau tidak seratus persen bareng.


Bahkan di dalam kondisi yang mengharuskan gue belajar dalam damai, pulpen2 gue tetap menggoda trio jari jempol telunjuk dan tengah untuk menggenggamnya erat2 dan membiarkan fantasi gambar gambar mobil mewah itu melayang terbang ke atas langitan sampai akhirnya gambar itu benar2 menjadi sebuah gambar yang sedikit sombong mengharapkan pujian dari teman yang melihatnya.

Satu buah mobil, dua buah mobil, berdesakan antara Mobil Ferrari 458 Italia, Phorsce Panamera, dan Hummer H2 di benak gue, berebutan ingin duluan digambar. Ya walaupun tidak sepenuhnya benar2 tidak menyukai matematika, tapi gue coba untuk mencoba membiasakan diri akan rumus2.

Ferrari 458 Italia :
                                            
Nihil. Di tempat belajar bareng itu gue fasih banget dan dingerti2in untuk setiap soal yang dibahas teman2. Tapi, baru selangkah dua langkah keluar dari ruangan tempat kami belajar bersama, seakan2 rumus2 itu tidak mau ikut dan hanya ada mobil mewah yang sedari tadi tetap berebutan ingin keluar melalui lubang pulpen bersama tinta2 pekatnya.




 Phorsce Panamera :

Sekarang Logikanya begini :
Sehebat2nya Cristiano Ronaldo Dos Santos Aveira main bola, gak akan bisa untuk mulai belajar balapan motor dalam waktu singkat, kalau pun dia bisa menguasai arena Moto GP, tidak akan pernah sehebat Valentino Rossi.






Hummer H2 :

Jadi?
Ketika gue punya kemampuan untuk menggambar sebuah dua buah mobil, itu gue pertahanin dan terus kembangin. "Meningkatkan kekuatan itu bagi gue lebih penting ketimbang memperbaiki kelemahan", Saat nilai matematika gue C itu adalah kelemahan gue, sekeras apapun gue belajar sana sini, tetap aja gak akan mencapai si sempurna A.





Tapi,ketika nilai gambar gue B dan gue dengan senang hati membuat nilai itu menjadi B, bukan tidak mungkin jika sahabat pulpen gue terus merubahnya menjadi huruf A di kemudian detik.

Hummer H2 kini parkir di sebuah kertas lecek berisi rumus Standar deviasi yang mungkin akan dipersiapkan untuk cadangan contekan jika otak sudah tak mampu atau memang tak mampu menjawab soal2 besok.
Hanya Mobil Ferrari 458 Italia dan Phorsce Panamera yang masih berdesakan menunggu di gambar.
Sekarang saatnya!

********

1 komentar:

Pages

© CORETAN MIMPI, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena